Tuesday, January 20, 2009

Why a Permission Marketing Approach is Required for a B2C Site?

PERMISSION MARKETING

Source: Wikipedia

Permission marketing is a term used in marketing in general and e-marketing specifically. Marketers will ask permission before advancing to the next step in the purchasing process. For example, they ask permission to send advertisements to prospective customers. It is used by some Internet marketers, email marketers, and telephone marketers. It requires that people first "opt-in", rather than allowing people to "opt-out" only after the advertisements have been sent.

Marketers feel that this is a more efficient use of their resources because advertisements are only sent to people that are actually interested in the product. This is one technique used by marketers that have a personal marketing orientation. They feel that marketing should be done on a one-to-one basis rather than using broad aggregated concepts like market segment or target market.

Permission Marketing Business Models on the Web

(http://jcmc.indiana.edu/vol6/issue2/krishnamurthy.html)

Consumers define the boundaries of their relationship with firms in such businesses. In some cases, they give the business tremendous leeway and in others the firms are held on a tight leash. Formally, permission intensity is defined as the degree to which a consumer empowers a marketer in the context of a communicative relationship.

Compare two scenarios. In the first case, the consumer provides a marketer his or her e-mail address and permits the marketer to send one promotional message a month. No additional information is provided. In the second case, the consumer provides detailed information about tastes and preferences and permits the marketer to target promotional messages at him or her. Clearly, in the second case, the consumer has provided a greater role for the marketer and hence, it represents greater permission intensity.

Business-to-consumer (B2C, sometimes also called Business-to-Customer) describes activities of businesses serving end consumers with products and/or services.

An example of a B2C transaction would be a person buying a pair of shoes from a retailer. The transactions that led to the shoes being available for purchase, that is the purchase of the leather, laces, rubber, etc. as well as the sale of the shoe from the shoemaker to the retailer would be considered (B2B) transactions.


Why a Permission Marketing Approach is Required for the B2C Site?

Comfortableness and Privacy is a first reason why permission marketing needed on B2C transaction. On the customer side, that allow them to receive only the information that they needed.

For the company, they will increase effectiveness of any promotion or activity to the real market target.

Hal ini dilakukan agar setiap customer merasakan kenyamanan dari kegiatan promosi yang dilakukan oleh marketers untuk pemasaran produk mereka. Hal ini dilakukan biar tidak menjadi seperti Junk Mail atau SPAM dimana penerima iklan tersebut merasa terganggu dengan semua itu. Permission marketing dibentuk agar para konsumen merasa nyaman dengan iklan dari setiap produk dan jasa yang dipilihnya.




Monday, December 22, 2008

Select a particular market sector, and assess the past, current and future customer use of the internet as a medium to select and buy product...

The Use of Internet as Customer Media

Internet marketing, also referred to as web marketing, online marketing, or eMarketing, is the marketing of products or services over the Internet.

The Internet has brought many unique benefits to marketing, one of which being lower costs for the distribution of information and media to a global audience. The interactive nature of Internet marketing, both in terms of providing instant response and eliciting responses, is a unique quality of the medium. Internet marketing is sometimes considered to have a broader scope because it refers to digital media such as the Internet, e-mail, and wireless media; however, Internet marketing also includes management of digital customer data and electronic customer relationship management (ECRM) systems.

Internet marketing ties together creative and technical aspects of the Internet, including design, development, advertising, and sales. Internet marketing does not simply entail building or promoting a website, nor does it mean placing a banner ad on another website. Effective Internet marketing requires a comprehensive strategy that synergizes a given company's business model and sales goals with its website function and appearance, focusing on its target market through proper choice of advertising type, media, and design.

source: Wikipedia


Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai penggunaan Internet sebagai media yang digunakan oleh pelanggan dalam industri toko buku.

Seperti kita ketahui, bahwa pada masa yang lampau, setiap pelanggan yang ingin membeli buku haruslah mendatangi toko-toko buku konvensional, katakanlah Gramedia atau Gunung Agung untuk Indonesia, atau Times atau Borders di Singapore, dsb.

Sering sekali pilihan yang dimiliki juga terbatas pada buku-buku yang diimport secara resmi oleh toko buku tersebut, ataupun pada buku-buku yang diterjemahkan oleh penerbit mereka.

Tidak jarang, pelanggan tidak dapat memperoleh buku yang mereka inginkan karena stok yang terbatas. Cara lain untuk mengetahui stok di toko atau cabang lainnya, hanyalah lewat telepon atau bahkan mendatangi sendiri.


Seperti sama-sama kita ketahui, bahwa pada saat ini, toko-toko buku tersebut sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berkembangnya toko buku online, memacu toko-toko buku konvensional untuk membuka media jualan melalui internet juga.

Walau di awal sangat sulit memperoleh kepercayaan di pelanggan yang masih sangat tabu dan takut dengan metode pembelian di Internet, lambat laun industri ini menjadi sangat berkembang dan diminati oleh pasar.

Saat ini, kita dapat mencari buku apa saja yang kita inginkan dari belahan dunia manapun. Saat inilah kita benar-benar merasakan bahwa di World is Flat.

Bukan itu saja, internet juga memungkinkan kita untuk melakukan penjualan atas koleksi yang kita miliki, dan juga melakukan barter dengan pelanggan lainnya.


Menurut saya, di masa yang akan datang, Industri seperti ini akan semakin berkembang, mengingat waktu orang untuk mengunjungi toko buku sudah semakin sedikit. Dan dilain pihak, biasanya toko buku online menyediakan buku dengan harga yang lebih kompetitif.

Bukan saja bisa membeli buku, namun nantinya pengunjung akan dimudahkan dengan product comparison atau substitute suggestion.

Bisa saja pada saat kita search suatu judul buku, dia memberikan pilihan buku lain yang sejenis atau bahkan lebih baik. Atau mungkin saja, ketika kita masukkan kriteria isi yang kita inginkan, dan akan keluar hasil buku apa yang seharusnya kita beli.

Jadi saya lebih melihat, di masa yang akan datang, akan berkembang fitur-fitur yang memudahkan pelanggan dalam memilih dan membeli buku.


E-Procurement for Cost Saving and Maximizing Profit

Terdapat beberapa pengertian mengenai arti dari e-procurement, baik di media maupun di buku-buku text book yang ada. Diantaranya adalah:
Berdasarkan Wikipedia,
E-Procurement, sometimes also known as supplier exchange, is the busines-to-business or business-to-consumer or business-to government purchase and sale of supplies and services through the internet as well as other information and networking system, such as Electronic Data Interchange (EDI) and Enterprise Resource Planning (ERP).

Seperti yang dikutip dari http://dictionary.zdnet.com/definition/E-procurement.html
"Electronic Procurement is Purchasing online. E-procurement systems are used to obtain materials and parts via the Web or using traditional EDI standards either for internal manufacturing (direct procurement) or office supplies and equipment (indirect procurement)"


Adapun tujuan utama dari implementasi e-procurement adalah untuk meningkatkan efisiensi yang disertai dengan transparansi, akuntabilitas publik dan partisipasi stakeholders di dalam penyelenggaraan barang dan jasa.

Proses pengadaan barang di suatu perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang manufaktur menjadi suatu bagian yang sangat diperhatikan. Tidak jarang justru terjadi penumpukan biaya, dan bottle neck bagi masalah yang muncul di proses produksi lainnya.

Secara singkat, sebuah software atau web E-Procurement memungkinkan pengunjung yang terdaftar untuk mencari pembeli atau penjual barang dan jasa. Tergantung pada pendekatannya, para penjual atau pembeli dapat menentukan harga secara spesifik atau memberikan penawaran dan lelang, termasuk diskon dan tawaran spesial. Perangkat lunak E-Procurement juga memungkinkan automatisasi pembelian dan penjualan. Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi memiliki tujuan untuk mengontrol inventaris dengan lebih efektif, mengurangi biaya pembelian, dan meningkatkan siklus manufaktur. E-Procurement juga diharapkan dapat diintegrasikan dengan tren supply chain management.

Manfaat-manfaat E-Procurement meliputi prinsip pencarian barang atau produk yang tepat, dari supplier yang tepat ke pembeli yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk tempat yang tepat dan jumlah yang tepat. Pada kenyataannya, E-Procurement memiliki manfaat untuk membawa supply chain management ke tingkat yang lebih tinggi, membawa informasi secara real time ke vendor atau ke status kebutuhan pelanggan. Sebagai contoh, sebuah vendor mungkin memiliki perjanjian dengan seorang pelanggan untuk mengirim barang apabila sisa stok barang pelanggan tersebut mencapai point tertentu. Dengan demikian E-Procurement meneruskan kebutuhan informasi tersebut ke supplier.

Berdasarkan karakteristik umum dan manfaat E-Procurement, dapat dilihat bahwa E-Procurement menghemat biaya dan memberikan keuntungan pada perusahaan dengan menyediakan sistem pembelian secara cepat (streamlined) dan mendorong produktifitas perusahaan dengan meningkatkan efisiensi (resource dan pekerja yang diperlukan dalam proses pembelian). Pada kebanyakan industri, proses procurement tradisional dapat meliputi pemilihan produk, pemilihan vendor yang tepat, negosiasi, persetujuan internal, pemesanan produk, penerimaan produk dan pembayaran invoice. Waktu, tenaga kerja dan sumber-sumber lain yang terkait dengan proses ini memerlukan biaya yang sangat besar setiap tahunnya. Kesalahan atau keterlambatan dalam distribusi juga menambah biaya dan menghambat produksi. Dengan E-Procurement, generalisasi dan pengarahan pembelian dan pemesanan secara elektronik menurunkan biaya produksi, mengoptimalkan aset, menghemat biaya dengan berkurangnya kerja konvensional (paperwork), dan memungkinkan peningkatan produktifitas dalam departemen pembelian/penjualan perusahaan. E-Procurement juga menyediakan record detail dari semua transaksi pembelian, dimana hal ini memungkinkan pihak manajemen membuat keputusan strategis dengan supplier dan mengenal secara jelas sumber sebuah masalah. Pada akhirnya, perusahaan dapat mengambil keuntungan apabila sistem E-Procurement mereka dihubungkan ke keseluruhan rantai proses bisnis.


Tuesday, December 9, 2008

6 STRATEGY DEFINITION CHOICES

E-Business is, in its simplest form, the conduct of business on the Internet
(several authors)

E-Business is taken to mean conducting business electronically, both within an organization and externally, with clients, communities and partners.
(http://unpan1.un.org/intradoc.groups/public/documents/APCITY/UNPAN005840.pdf)


When company initiated to develop an e-business, their have a few objective/goals, which is:
  1. improving efficiencies
  2. reducing costs
  3. increasing speed of transactions
  4. expanding markets
  5. enhancing business partnerships and,
  6. providing additional value for clients
To achieve the goals, so the company need a strategy to support. Michael Porter said that, "The key question is not whether to deploy Internet technology-companies have no choice if they want to stay competitive - but how to deploy it."

E-Channel Strategies define specific goals and approaches for using electronic channel:
  • To avoid existing process replication via e-channels
  • E-Channel strategy must define how electronic channels are used in relation to other channels as a part of multi channel e-biz strategy.

There are Six Keys E-Business Strategic Decision:
  1. e-Business channel priorities
  2. Organizational restructuring and capabilities
  3. Business, service and revenue model
  4. Marketplace restructuring
  5. Market and product development strategies
  6. Positioning and differentiation strategies
To make a depth understanding about the 6 keys that mention above, we will get through a real case in one company in Indonesia.

PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
(source: www.wikipedia.com)

In 1965, after the success of their magazine, Intisari, Mr. P K Ojong and Jakob Oetama launched a national newspaper called Kompas.
Their aim was to breach the huge gap in daily news and information that was lacking at that time. Kompas has since become a large circulation newspaper with an audited circulation in 2005 of 600,000 copies a day. The KGG also operates the largest printing plants in Indonesia.

PT. Indopersada Primamedia, one of KGG other business units, has been publishing regional newspaper since 1988. At present, the company publishes 12 reginal newspapers.

1970 saw the opening of the first Gramedia bookstore in Jakarta. Gramedia bookstores is owned and managed by PT Gramedia Asri Media (GAM), a wholly-owned subsidiary of KGG. GAM is the retail distributino channel for KGG which also handles foreign publishers and partners.

KGG went on to set up PT Gramedia, a printing plant in jakarta in 1972 in order to meet the ever increasing needs of the newspapers and magazines. Today, the group has 6 printing plants in Indonesia. They are located in Palembang (South Sumatera), Makasar (South Sulawesi), Surabaya (East Java), Medan (North Sumatera), Cikarang (West Java) and Semarang (Central Java).

Current Operation

KGG's core business enterprises remain in the informatin, communicatin and educatin business. The group also has diversified interest including hotels (the Santika premium nationwide chain of hotels), development of real estate (PT Permata Media Land), tissue paper production (PT Graha Kerindo Utama), and travel bureau (PT Ina Media Wisatamas).

In addition to all of the above, KGG also operates quality computer schools under LPKT. LPKT holds the master license for Futurekids for Indonesia. Beside computer education KGG also operates ELTI (English Language Training International) schools.

The group also has two cultural centres in Jakarta and Yogyakarta under the name of Bentara Budaya. These places are used to keep the company's antique collection, and the hall are often used for discussion on culture and also serve as an art gallery.

Its products range from - books (local and imported) and accessories (stationery, digital/IT and multimedia, sports and music).

Currently, 80% of Gramedia's book stock is local works produced in Indonesia or foreign materials that have being translated into Bahasa Indonesia. These include books on various subjects and themes, study materials, assestment books, road directory, magazines and comics.


1. e-Business channel priorities
Pada saat ini www.gramedia.com berada dalam fase brick and click. Setelah melakukan registrasi, pelanggan dapat melakukan pemesanan buku sesuai dengan yang diinginkan.

Setelah melewati tahapan tertentu, maka pemesanan akan dikirimkan ke administrasi dari perusahaan tersebut, untuk seterusnya dijadikan Order Form. Selanjutnya, pelanggan menunggu arahan lebih lanjut dari administrasi untuk menyelesaikan proses pembelian.

Kekurangannya adalah proses pembelian dan customer service tidak semuanya online. Pelanggan harus menunggu sekian saat untuk mendapatkan pelayanan.

Saran untuk dikemudian hari, apabila Gramedia serius untuk meraih market yang melek internet maka sebaiknya perusahaan beralih ke arah Click.
Hal ini tentu saja untuk melebarkan sayap Gramedia ke internet segment, dan untuk menguatkan posisi ditengah persaingan yang semakin ketat saat ini.

2. Organizational restructuring and capabilities
Sampai saat ini terdapat hubungan yang erat sekali dari model business toko konvensional dengan website yang dimiliki oleh PT. Gramedia.

Model business yang diterapkan adalah in-house division (INTEGRATION). Model ini dianggap sudah tepat, karena mengingat masih banyak pelanggan di Indonesia yang tetap ingin mengunjungi toko buku, walaupun telah melakukan browsing di Internet.

Integrasi sangat dibutuhkan untuk menutup kemungkinan pelanggan menemukan informasi yang berbeda antara toko dengan website.

3. Business, service and revenue model
Seperti kita ketahui bersama, bahwa PT. Gramedia tidak hanya menjual buku-buku terbitan dari Gramedia sendiri. Perusahaan ini juga menerima buku yang diterbitkan perusahana lain, dan juga menerima pengiriman dari supplier lainnya.

Penambahan website dalam penjualan tentu saja diharapkan dapat menambah revenue perusahaan, dengan menambahkan servis atau fasilitas baru untuk pelanggan.

Namun ada baiknya apabila di masa yang akan datang, perusahaan juga menambahkan fungsi websitenya untuk menjaga hubungan dengan supplier dan perusahaan penerbit lainnya. Sehingga akan mempermudah proses transfer buku, yang pada akhirnya berujung pada pelanggan mendapatkan buku lebih cepat, dan apabila memungkinkan lebih murah.

4. Marketplace restructuring
www.gramedia.com tidak banyak melakukan marketplace restructuring. Website yang ada dibangun untuk memudahkan pelanggan dalam mencari informasi mengenai buku yang mereka cari, dan memberikan mereka kesempatan untuk memesan buku tersebut pula.

Namun, dalam website yang ada tidak terdapat inovasi-inovasi lain yang membuat website tersebut terlihat berbeda dari website penjualan buku lainnya.

5. Market and product development strategies
Seperti telah dijelaskan diatas, pelebaran usaha dengan menerapkan e-business, dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai beberapa goals. Salah satunya adalah untuk mencapai keuntungan yang lebih besar, menggapai segment yang belum diraih, dsb.
Oleh karena itu perusahaan perlu dengan jelas mengenal target pasar dari penerapan e-business ini.

www. Gramedia.com memiliki target pasar yaitu pelanggan yang tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk pergi ke toko sekedar membeli buku. Gramedia menawarkan kemudahan dengan pemesanan online.

Hal ini membuktikan bahwa Gramedia sadar, toko yang bagus yang sudah terbangun dengan baik akan menjadi standard, ketika perusahaan kompetitor melakukan hal yang sama pula. Oleh karena itu perusahaan harus selalu jeli untuk memunculkan competitive advantage, apabila ingin tetap memimpin pasar dalam industri tersebut.

Dengan menambahkan servis baru, maka secara langsung perusahaan telah memberikan nilai tambah bagi pelanggan.


6. Positioning and differentiation strategies
4 Variabel utama yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk mengukuhkan posisi produk atau servis nya adalah dengan:
  • Providing online product customization
Pelanggan memiliki beragam produk yang dapat dipesan secara online.
  • Offer favorable pricing or reduce prices
Harga yang ditawarkan pada media online tidak berbeda dengan apabila pelanggan membeli pada toko-toko yang ada. Biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pelanggan adalah ongkos kirim.
  • Combining pricing information with dynamic availability information on products
Terdapat pula detail informasi mengenai produk yang akan dibeli oleh pelanggan. Termasuk didalamnya, kriteria buku yang akan dipilih, serta rekomendasi dari perusahaan yang akan memudahkan pelanggan mendapatkan buku-buku terbaik.
  • Enable customers to review sales order history and place repeat orders
Setelah melakukan registrasi dan menjadi anggota, maka pelanggan memiliki fitur shop chart, dimana pelanggan dapat melihat barang-barang yang telah mereka pesan. Dalam fitur ini, pelanggan juga diperbolehkan menambah dan membatalkan pemesanan.

Namun disarankan agar Gramedia menambah fitur yang memudahkan pelanggan, seperti analisa trend, yang memungkinkan pelanggan menerima rekomendasi buku-buku di masa yang akan datang sesuai dengan histori pembelian yang pernah dilakukan.